Metode Pengembalian Persediaan EOQ (Economic Order Quantity)
Economic Order Quantity pertama kali dikembangkan oleh F. W. Haris
pada tahun 1915dengan mengembangkan formula kuantitas pesanan ekonomis. Ini
adalah salah satu model tertua penjadwalan produksi klasik. Kerangka
kerja yang digunakan untuk menentukan kuantitas pesananini juga dikenal
sebagai Wilson EOQ Model atau Wilson Formula.
Definisi Menurut Prof. Dr. Bambang RiantoEconomic Order Quantity
adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biayaminimal, atau sering
dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.
Definisi Menurut Drs. Agus AhyadiEconomic Order Quantity adalah
jumlah pembelian bahan baku yang dapat memberikanminimalnya biaya
persediaan.Dari dua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa EOQ merupakan
suatu metode yangdigunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat
menekan
biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi persediaan bahan dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Tujuan dari model EOQ adalah untuk meminimalkan total biaya
persediaan. Biaya penting
adalah biaya pemesanan, biaya penempatan order, dan biaya membawa atau memegang unit persediaandalam
persediaan. Semua biaya lain seperti, misalnya, biaya pembelian persediaan itu
sendiri, yangkonstan dan karena itu tidak relevan dengan model. Biaya pemesanan
juga dikenal sebagai biaya pembelian atau biaya set up,
ini adalah jumlah biaya tetap yang terjadi setiap
kali item diperintahkan.Biaya tersebut tidak berhubungan dengan
kuantitas yang dipesan tapi terutama dengan aktivitas fisikyang dibutuhkan
untuk memproses pesanan. Biaya tercatat disebut juga biaya penyimpanan,
biayatercatat adalah biaya yang terkait dengan persediaan yang memiliki di
tangan.. Hal ini terutamaterdiri dari biaya yang berkaitan dengan investasi
persediaan dan biaya penyimpanan. Untuk tujuan perhitungan
EOQ, jika biaya tidak berubah berdasarkan
jumlah persediaan di tangan tidak harusdimasukkan dalam
biaya tercatat. Dalam rumus EOQ, biaya membawa direpresentasikan
sebagairata-rata biaya tahunan per unit persediaan di tangan. Berikut ini
adalah komponen utama biayatercatat.
·
Bunga
Jika Anda harus meminjam uang untuk membayar persediaan Anda,
tingkat suku bunga akan menjadi bagian dari nilai tercatat.
Jika Anda tidak meminjam pada persediaannamun memiliki pinjaman pada
barang modal lainnya, Anda dapat menggunakan tingkat bunga
kredit tersebut karena pengurangan persediaan
akan membebaskan uang yang bisadigunakan untuk membayar pinjaman
tersebut. Jika oleh beberapa keajaiban Anda bebashutang Anda akan perlu untuk
menentukan seberapa banyak Anda bisa membuat jika uangitu diinvestasikan.
·
Asuransi
Karena biaya asuransi secara langsung berkaitan dengan total nilai
persediaan,Anda akan memasukkan ini sebagai bagian dari biaya tercatat.
·
Pajak
Jika Anda diminta untuk membayar pajak atas
nilai persediaan Anda mereka jugaakan disertakan.Biaya penyimpanan. Kesalahan
dalam menghitung biaya penyimpanan umum dalamimplementasi EOQ. Pada umumnya
perusahaan mengambil semua biaya yang terkait dengan gudangdan dibagi dengan
persediaan rata-rata untuk menentukan persentase biaya
penyimpanan perhitungan EOQ. Hal ini cenderung untuk
memasukkan biaya yang tidak langsung dipengaruhi olehtingkat
persediaan dan tidak mengimbangi karakteristik penyimpanan. Biaya tercatat
untuk tujuan perhitungan EOQ sebaiknya hanya biaya yang didasarkan pada
variabel tingkat persediaan.Penggunaan metode EOQ dapat membantu suatu
perusahaan dalam menentukan jumlah unityang dipesan agar tercapai biaya
pemesanan dan biaya persediaan seminimal mungkin.Model EOQ bisaa digunakan
untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yangmeminimumkan biaya langsung
penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan
persediaan.
Metode Nilai Persediaan
Penilaian persediaan bertujuan untuk
mengetahui nilai persediaan yang dipakai/dijual atau persediaan yang tersisa
dalam suatu periode.
Terdapat tiga
metode yang digunakan dalam penilaian persediaan, yaitu :
1. Metode
First In First Out (FIFO)
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa
harga barang persediaan yang sudah terjual atau dipakai dinilai menurut harga
pembelian barang yang terdahulu masuk, persediaan akhir dinilai menurut harga
pembelian barang yang terakhir masuk
Contoh :
Data persediaan
bahan baku yang dipakai dalam suatu proses peoduksi selama satu bulan terlihat
dalam tabel di bawah ini :
Tanggal
|
Keterangan
|
Jumlah (unit)
|
Harga satuan
(rupiah)
|
Total (rupiah)
|
1 Juni
10 Juni
15 Juni
25 Juni
|
Persediaan awal
Pembelian
Pembelian
Pembelian
|
300
400
200
100
|
1.000
1.100
1.200
1.200
|
300.000
440.000
240.000
120.000
|
Jumlah
|
|
1.000
|
|
1.100.000
|
Misalnya pada
tanggal 30 Juni jumlah persediaan akhir sebanyak 250 unit, maka jumlah bahan
baku yang terpakai sebesar 750 unit. Harga pokok bahan baku yang terpakai dapat
dihitung sbb :
300 unit @ Rp.
1.000 = Rp. 300.000
400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.000
50 unit @ Rp. 1.200 =
Rp. 60.000
750
unit =
Rp. 800.000
Nilai persediaan akhir :
100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
150 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 180.000
250
unit =
Rp. 300.000
2. Metode
Last In First Out (LIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa nilai
barang yang terjual/terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang
terakhir masuk, dan nilai persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pembelian
yang terdahulu masuk. Dengan menggunakan
contoh yang sama, harga pokok barang bahan baku yang dipakai :
100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
200 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 240.000
400 unit @ Rp. 1.100 =
Rp. 440.000
50 unit @ Rp. 1.000 =
Rp. 50.000
750
unit =
Rp. 850.000
Nilai persediaan akhirnya :
250 @ Rp. 1.000 = Rp. 250.000
3. Metode Rata-Rata
Tertimbang (WA)
Nilai persediaan
pada metode ini didasarkan atas harga rata-rata barang yang dibeli dalam suatu
periode tertentu.
Nilai rata-rata
persediaan :
= Rp.
1.100.000 = Rp. 1.100 per unit
1.000 unit
Nilai persediaan yang terpakai :
= 750 x Rp. 1.100 = Rp. 825.000
Nilai persediaan akhir :
= 250 x Rp. 1.100 = Rp. 275.000
Perbandingan atas
hasil penilaian :
|
Metode FIFO
|
Metode LIFO
|
Metode Rata-Rata
|
Penjualan (Rp)
Harga pokok (Rp)
Laba (Rp)
Persediaan akhir (Rp)
|
1.500.000
800.000
700.000
300.000
|
1.500.000
850.000
650.000
250.000
|
1.500.000
825.000
675.000
275.000
|
0 komentar:
Posting Komentar